Kamis, 04 Oktober 2018

Metode Pemilihan Judul Penelitian

Cukup banyak Kandidat yang susah menemukan suatu judul penelitian yang orisinil dan argumentatif untuk penyusunan Proposal Penelitian. Jika diajukan pertanyaan ”Dari mana anda sanggup judul penelitian?”, maka susah menemukan jawabanan yang lugas dan pasti; dan hampir tiruana jawabanan cenderung berputar-putar mencari pembenaran. Ringkas kata : ternyata tidak mudah menentukan judul penelitian yang selaras dengan angan-angan dan secara terperinci sanggup mengungkapkan suatu konsep gagasan. melaluiataubersamaini anggapan lain, Kandidat susah menemukan starting point untuk menentukan judul penelitian, merancang suatu gagasan dan memulai proses penulisan Proposal Penelitian. Dari kesusahan ini, dengan judul penelitian yang dirasa ”belum pas”, dan Kandidat tidak bisa mempersembahkan argumen yang terperinci atas judul penelitian yang dipilih, maka Kandidat pun harus mendapatkan intervensi otoritas dalam proses pemilihan judul. Akhirnya, Kandidat mendapatkan suatu judul penelitian yang dirasa kurang sesuai dengan kehendak hatinya. Masalah ini terjadi alasannya yaitu Kandidat belum memahami cara mudah menentukan judul penelitian. (Abis gimgua cing, orang kite nggak pernah diajarin cara mudah menentukan judul, ye wajar-wajar aje kalok kite-kite orang tetap aje bego!)

Konsekuensi logis dari proses pemilihan judul yang demikian itu tidak terbatas spesialuntuk pada dilema konsep gagasan saja; tetapi meluas juga hingga ke dalam proses penulisan Proposal Penelitian. Tanda-tanda penyusunan Proposal Penelitian yang tidak didasarkan pada konsep pemahaman pemilihan judul penelitian yang terperinci dan benar yaitu bahwa penyusunan Sub Bab latar belakang penelitian tidak diakhiri dengan suatu konsep fatwa yang melahirkan suatu judul penelitian, dan tidak ada alasan-alasan fungsional atau konseptual terhadap judul penelitian yang dipilih. Tanda-tanda lain, perumusan masalah penelitian bisa menjadi rancu, dan referensi teori-teori pun menjadi tidak kurang terperinci atau kurang tepat. Akibatnya, benang merah penulisan Proposal Penelitian tidak tersusun secara sistematik, dan lemahnya rangkaian hubungan redaksional dan fungsional antar sub kepingan dan antar kepingan dalam penyusunan Proposal Penelitian. Akibat ibarat ini bisa berlanjut ke dalam proses penyusunan Tesis atau Disertasi. Lebih jauh lagi, Kandidat susah merancang suatu konsep penyajian yang jelas, ringkas dan sistematik pada waktu menjelang Seminar Proposal Penelitian atau pada waktu menjelang Sidang Tesis atau Disertasi. Kesusahan dalam menyajikan bahan Proposal Penelitian, Tesis atau Disertasi dihadapan para pemegang otoritas ialah akumulasi dari proses ketidakfahaman Kandidat terhadap filosofi pemilihan judul penelitian.(Lamun kitu sok atuh diterangkuen mbah, supados abdi teh meunang ngartos)

0 komentar

Posting Komentar