Kamis, 26 Juli 2018

Sistem Administrasi Pengujian Hipotesis

Sistem Manajemen Pengujian Hipotesis yakni proses perencanaan uji pendapat, pelaksanaan dan pembahasan uji pendapat, dan pelaporan uji pendapat yang dirancang menjadi kerangka gagasan, kerangka konsep, metode penelitian dan dioperasionalkan menjadi suatu rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan dalam rangka penyusunan suatu karya ilmiah pada level pasca sarjana.

melaluiataubersamaini pengertian yang demikian itu maka terdapat tiga fungsi Manajemen Pengujian Hipotesis, yaitu Fungsi Perencanaan Uji Pendapat, Fungsi Pelaksanaan dan Fungsi Pembahasan Uji Pendapat, Fungsi Pelaporan Uji Pendapat. Ketiga fungsi tersebut dirangkai dalam rangkaian benang merah penulisan yang jelas, sistematik dan saling berkaitan, baik secara radaksional maupun secara fungsional antar bagian.

Fungsi Perencanaan Uji Pendapat disebut juga sebagai Input Analisys yang berfungsi mendeskripsikan fenomena yang dijadikan obyek penelitian; perkiraan terhadap fenomena; judul penelitian yang dipilih berdasarkan perkiraan terhadap fenomena; dan kajian pustaka untuk memperoleh pengantar pemahaman konstruk variabel penelitian, menyusun landasan teoritis konsep penelitian, dan menjadi acuan dalam proses pembahasan hasil penelitian. Fungsi Pelaksanaan dan Pembahasan Uji Pendapat disebut juga sebagai Proses Analysis yang berfungsi mendeskripsikan sumber data, jenis data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data yang dipakai untuk melaksanakan uji pendapat. Fungsi Pelaporan Uji Pendapat disebut sebagai Output Analisys yang berfungsi untuk mengemukakan kesimpulan dan masukan yang diperoleh dari uji pendapat, serta disebut juga sebagai Outcome Analysis yakni kegunaan uji pendapat. Fungsi-fungsi Manajemen Pengujian Hipotesis tersebut mencakup beberapa aspek citra diberikut:

Sistem Manajemen Pengujian Hipotesis yakni proses perencanaan uji pendapat Sistem Manajemen Pengujian Hipotesis(klik gambar untuk memperbesar)
Teknik mudah memahami Sistem Manajemen Pengujian Hipotesis yakni dengan cara membebaskan terlebih lampau pikiran dari aneka macam gaya dan sistematika penulisan Proposal Penelitian, Tesis atau Desertasi pada aktivitas tertentu. Selanjutnya, cara mudah memahami Sistem Manajemen Pengujian Hipotesis itu yakni sebagai diberikut:

Pertama, pemahaman Fungsi Perencanaan Uji Pendapat atau Input Analisys : Dimulai dari adanya suatu fenomena (gejala, peristiwa, kejadian tertentu) yang dikritisi dan menarikdanunik untuk dijadikan obyek penelitian alasannya yakni fenomena itu relevan untuk dijadikan obyek kajian bagi penerapan ilmu yang dipelajari. Fenomena itu selanjutnya disebut Entry Point. Terhadap fenomena itu ditimbulkan suatu perkiraan (anggapan dasar) bahwa variabel bebas X dipandang sebagai dua faktor yang kuat positif terhadap fenomena yang dipandang sebagai variabel terikat Y. Asumsi sanggup terdiri dari beberapa variabel bebas. Pemilihan variabel-variabel bebas merujuk pada disiplin ilmu yang dipelajari. Pemilihan variabel terikat spesialuntuk sanggup satu variabel, alasannya yakni pada umumnya obyek yang dikritisi diseriuskan spesialuntuk pada suatu fenomena atau satu obyek penelitian. Fenomena yakni realitas yang dikritisi. Pada dikala berasumsi atau sebelum penelitian dilakukan, variabel-variabel bebas belum menjadi realitas, alasannya yakni masih menjadi anggapan dasar peneliti. Selanjutnya perkiraan ini disebut Starting Point. Berdasarkan perkiraan terhadap fenomena kemudian dipilih judul penelitian : Pengaruh X terhadap Y. melaluiataubersamaini judul yang dipilih maka dengan sendiri sanggup diketahui secara persis teori-teori apa saja yang dirujuk untuk menjadi pengantar pemahaman konstruk variabel penelitian, teori-toeori siapa saja yang dijadikan landasan teoritis untuk menyusun suatu konsep operasional penelitian, dan teori-teori yang bagaimana yang dijadikan acuan untuk memdiberi bobot dalam proses pembahasan hasil penelitian. melaluiataubersamaini demikian teori-teori menjadi sangat fungsional dalam penyusunan suatu konsep penelitian yang berbasis pada pengujian Hipotesis. Karena itu, teori-teori tidakboleh dijadikan titik pertama fatwa dalam membangun sebuah gagasan penelitian, alasannya yakni teori bukan obyek penelitian dan tidak dijadikan obyek penelitan. Jika teori-teori dijadikan titik pertama fatwa maka yang ditemukan yakni ”benang kusut pemilihan judul penelitian”, dan kerancuan dalam menyusun konsep penelitian.

Kedua, Fungsi Pelaksanaan dan Pembahasan Uji Pendapat atau Process Analisys mencakup beberapa aspek pemahaman ihwal sumber data, jenis data, metode pengumpulan data dan metode pengolahan data yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan penelitian, memperoleh hasil penelitian dan mengulas hasil penelitian guna melaksanakan pengujian Hipotesis. Sumber data sanggup terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Dari masing-masing sumber data sanggup diidentifikasi jenis-jenis data yang diperlukan. Jenis-jenis data tertentu pada sumber-sumber data tersebut memerlukan metode-metode pengumpulan data tertentu, contohnya studi kepustakaan, teknis kuesioner, metode wawancara, survei dan lain sebagainya. melaluiataubersamaini metode-metode pengumpulan tersebut diperoleh aneka macam jenis data. Jenis data yang diperoleh pribadi dari sampel penelitian yakni jenis data primer kuantatif yang diolah dengan metode analisis kuantitatif. Jenis data yang diperoleh pribadi dari informan penelitian yakni jenis data primer kualitatif yang diolah dengan metode analisis kualitatif. Process Analisys tergantung pada penyusunan Rencana Konsep Penelitian yang disusun dari kajian pustaka dan Rencana Teknis Penelitian yang disusun dengan menunjukan metode penelitian yang digunakan. Pelaksanaan dan pembahasan Uji Pendapat sebaiknya memakai sekaligus dua metode analisis data, yakni metode analisis kuantitatif dan metode analisis kualitatif. Penggunaan kedua metode analisis tersebut diajurkan alasannya yakni masing-masing metode analisis data tersebut memiliki kelemahan dan kekuatan tersendiri, dan kalau dipadukan maka kedua metode analisis data itu sanggup saling memperkuat. Penggabungan kedua metode analisis data tersebut sanggup disusun dalam satu kesatuan konsep penelitian yang disebut Kerangka Pemikiran, Kerangka Berpikir atau Kerangka Konseptual. (Dalam hal ini, menyarankan tiga komponen Kerangka Pemikiran yakni : Kerangka Gagasan, Kerangka Kajian, dan Kerangka Penelitian) Begitu juga instrumen penelitian sanggup disusun menjadi satu kesatuan instrumen, misalnya, dimensi-dimensi kajian dan indikator-indikator penelitian sanggup dijadikan Kuesioner Penelitian (pernyataan/pertanyaan tertutup kepada sampel penelitian) dan sekaligus juga sanggup dijadikan Pedoman Wawancara (pertanyaan terbuka kepada informan penelitian). Konsekuensinya, hasil analisis data kuantitatif dibahas dengan analisis kualitatif (deskriptif). melaluiataubersamaini demikian hasil penelitian tidak spesialuntuk dibahas berdasarkan sudut pandang faktual (empirik), tapi dibahas juga berdasarkan sudut pandang nyata (penafsiran). Kaprikornus tidak alasan untuk menyampaikan ”Penelitian kuantiatif dan penelitian kualitatif menyerupai minyak dan air yang tidak sanggup dipadukan!”. Karena itu, mestinya tidak ada pihak yang ngotot menyampaikan : ”Kuantitatif saja!”; dan tidak ada pihak yang ngotot menyampaikan : ”Kualitatif saja!”. Untuk penyusunan Tesis mungkin spesialuntuk memakai pendekatan analisis kuantitatif saja. Namun untuk penyusunan Disertasi sebaiknya memakai sekaliigus kedua metode analisis data tersebut.

Ketiga, Fungsi Pelaporan Uji Pendapat atau Output Analisys dan Outcome Analisys mencakup beberapa aspek pokok-pokok kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan hasil penelitian, dan berdasarkan pokok-pokok kesimpulan tersebut disusun masukan-masukan untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian. Saran-masukan yang disusun berdasarkan pembahasan hasil penelitian itu kemudian dijadikan suatu konsep rekomendasi yang secara fungsional dimaksudkan guna merealisasikan kegunaan hasil penelitian untuk kesejahteraan insan atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya, untuk menyebarkan pemahaman Sistem Mguajemen Pengujian Hipotesis, maka perlu dipelajari Kunci-kunci Pokok Manajemen Pengujian Hipotesis (Key Points of Hypothesis Test Management). Kunci-kunci pokok tersebut terdiri dari delapan kunci pokok yakni : Entry Points, Starting Points, Problem Points, Concept Points, Operate Points, Result Points, Analysis Points dan End Points.

Masing-masing key point berfungsi memandu penyusunan bagian-bagian penulisan karya ilmiah. Secara mudah konsep penerapan kedelapan key point tersebut harus diadaptasi dengan gaya dan sistematika penulisan yang berlaku pada masing-masing program. Hal ini perlu diperhatikan alasannya yakni berkaitan dengan mekanisme dan ketentuan penyelesaian kiprah selesai studi. Namun untuk penyajian bahan Proposal Penelitian, Tesis atau Disertasi pada waktu seminar atau sidang, kedelapan key point itu sanggup pribadi dipakai untuk menampilkan pokok-pokok bahan penting dalam penyusunan Proposal Penelitian, Tesis atau Disertasi. Dalam konteks ini, kedelapan key point yang disebutkan ialah performance Kandidat untuk menunjukkan kapasitasnya dalam merepresentasikan konsep keilmuan di hadapan para penguji. Kapasitas itu ditunjukkan dengan menunjukkan penguasaan bahan yang utuh, penyajian bahan yang jelas, sistematik dan artistik dalam waktu yang singkat, dan cara penyeajian yang komunikatif. (Pembuatan proposal, tesis atawa disertasi, boleh aje diobok-obok atawa dipaksa ngikutin ambisi, selera atawa gaya die. Ude gitu ame die proposal, tesis atawa disertasi gue diacak-acak lagi sampe nggak karu-karuan! Biarin aje, jack. Emang kerjaan die orang begitu. Kalok udeh begitu rasanye nggak pantes deh gue nganggap proposal, tesis atawa disertasi gue itu hasil inspirasi gue sendiri, hasil bikinan gue sendiri. Masa bodoh, mau dibikin bulet atawa mau dibikin lonjong, itu urusan otoiritas. Yang penting buat gue, penampilan gue pada waktu seminar atawa sidang itu yang kudu okey! Iye kan, mbah?!)

"Orang yang berakal dan bijaksana itu bukan orang yang menuntut orang lain harus mengikuti keinginannya alasannya yakni ia merasa paling pandai atau paling benar tetapi bagaimana ia berakal memahami orang lain dan terhadap orang lain itu ia bersikap bijaksana"

0 komentar

Posting Komentar