Kamis, 27 September 2018

Teori Akuntansi Tujuan Pelaporan Keuangan

Sebelum mengulas apa tujuan dari pelaporan keuangan, harus dibedakan terlebih lampau apa itu pengertian Laporan Keuangan (Financial Statements) dan Pelaporan Keuangan (Financial Reporting) (Yadiati, 2007)

1. Laporan Keuangan (Financial Statements)
Laporan Keuangan yakni gosip keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh administrasi dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang meliputi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan perjuangan yang ialah salah satu alat pertanggungjawabanan dan komunikasi administrasi kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan ialah seperangkat laporan keuangan formal (full set) yang terdiri dari:
• Neraca (balance sheet), yang menggambarkan posisi keuangan dari satu kesatuan perjuangan yang ialah keseimbangan antara aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal (equity) pada suatu tanggal tertentu.
• Laporan keuntungan rugi (income statement) ialah ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban dari satu kesatuan perjuangan untuk satu periode tertentu.
• Laporan perubahan ekuitas (statement of change of equity) yakni laporan perubahan modal dari satu kesatuan perjuangan selama satu periode tertentu, yang meliputi keuntungan komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik (investment by and distributions to owner’s)
• Laporan arus kas (cash flow statement) meliputi seluruh penerimaan dan pengeluaran kas baik yang berasa dari acara operasional, investasi dan pendanaan dari satu kesatuan perjuangan selama satu peride tertentu.
• Catatan atas pelaporan keuangan (notes of financial statement) meliputi gosip yang tidak sanggup diungkapkan dalam keempat laporan keuangan di atas, yang mengungkapkan seluruh prinsip, prosdur, metode, dan metode yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut.

2. Pelaporan Keuangan (Financial Reporting)
Pelaporan keuangan yakni laporan keuangan yang ditambah dengan informasi-informasi lain yang berhubungan, baik eksklusif maupun tidak eksklusif dengan gosip yang disediakan oleh sistem akuntansi keuangan, menyerupai gosip tentang sumber daya perusahaan, earnings, current cost, gosip tentang prospek erusahaan yang ialah baian integral dengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup. 

Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah:
• Menyediakan gosip yang mempunyai kegunaan bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam memmenolong proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis.
• Menyediakan gosip yang mempunyai kegunaan bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang memmenolong dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir anutan kas masuk (future cash flow) pada perusahaan.
• Memdiberikan gosip tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya. 

Rumusan tujuan pelaporan keuangan tersebut, berkaitan dengan aspek-aspek sebagai diberikut:
• Informasi yang mempunyai kegunaan untuk keputusan kredit dan investasi.
• Informasi yang mempunyai kegunaan untuk menilai prospek arus kas.
• Informasi tentang alokasi sumber daya ekonomi, klaim dan perubahannya.

Dalam paragraf diberikutnya SFAC mengemukakan bahwa pelaporan harus menyajikan tentang kinerja dan earnings dari satu kesatuan perjuangan tersebut, yaitu:
• Pelaporan harus menyediakan gosip tentang kinerja keuangan perusahaan (financial performance) selama suatu periode tertentu.
• Pelaporan kinerja keuangan tersebut mempunyai kegunaan untuk mengukur earning power dengan seluruh komponennya, alasannya para pengguna sangat berkepentingan atas prospek penerimaan kas membersihkan dari perusahaan.
• Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi, bagaimana administrasi perusahaan mempertanggungjawabankan kepada para stakeholders¬-nya atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang sudah dipercayakan kepada manajemen. 

Sementara itu, bagi organisasi nirlaba (nonbisnis) tujuan pelaporan keuangan akan tidak sama dengan pelaporan keuangan untuk perusahaan bisni. Perbedaan tujuan tersebut dikarenakan karakteristik organisasi yang tidak sama. Berikut yakni karakteristik dari organisasi nonbisnis, antara lain:
• Tidak terdapatnya indicator kinerja menyerupai pada perusahaan bisnis.
• Tujuannya tidak mencari keuntungan.
• Jumlah sumber daya yang diterima dari penyedia sumber daya, maka penyedia sumber daya tersebut tidak berharap mendapatkan pembayaran atau manfaat ekonomi dari sumber daya yang didiberikannya.
• Hak kepemilikan tidak sanggup dijual, ditransfer atau ditebus, atau tidak terdapat hak untuk memperoleh bab distribusi sumber daya residual saat organisasi tersebut dilikuidasi.

misal organisasi nirlaba yakni yayasan social, forum swadaya masyarakat (LSM), non-government organization (NGO), universitas, unit pemerintahan sentra dan daerah, dan organisasi keagamaan. Kaprikornus siapa pengguna gosip dari organisasi nonbisnis ini? Berikut ini ialah pengguna gosip dari organisasi nirlaba, diantaranya:
1. Penyandang dana dan pemdiberi kontribusi.
2. Anggota dari organisasi tersebut yang memperoleh manfaat dari jasa yang didiberikan oleh organisasi tersebut.
3. Badan pengawas yang mengatur dan bertangungjawaban dalam menyusun kebijakan dari organisasi tersebut.
4. Manajer yang mengelola organisasi tersebut. (Yadiati, 2007:53)
Statement of Financial Accounting Concepts (SPAC) mengemukakan bahwa tujuan pelaporan keuangan organisasi nonbisnis sebagai diberikut:
a. Memdiberikan gosip yang mempunyai kegunaan kepada pengguna dalam mengambil keputusan rasional tentang alokasi sumber daya dalam organisasi.
b. Memdiberika gosip yang mempunyai kegunaan bagi penyedia sumber daya dalam menilai jasa yang didiberikan dalam olhe organisasi nonbisnis dan kemampuannya untuk meneruskan penyediaan jasa tersebut.
c. Memdiberika gosip yang mempunyai kegunaan untuk menilai pekerjaan administrasi dan kinerja manajer organisasi nonbisnis dalam melaksanakan tugasnya, menyerupai akuntabilitasnya.
d. Memdiberikan gosip tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, penerapan sumber daya, (aktivitas organisasi), atau sumber daya membersihkan dari organisasi nonbisnis tersebut. 

Tujuan laporan keuangan berdasarkan Trueblood Report dalam diikhtisarikan menyerupai dalam gambar 3.2 pada halaman diberikut ini. Gambar tersebut menawarkan struktur hierarki dari tujuan akuntansi yang sanggup dijelaskan sebagai diberikut:
• Tujuan dasar laporan keuangan yakni menyediakan gosip untuk membuat dasar keputusan ekonomi.
• Pemakai gosip mempunyai keterbatasan wewenang informasi. Oleh alasannya itu, bagaimana laporan keuangan tersebut harus sanggup menyajikan gosip kepada banyak sekali jenis pengguna yang mempunyai segala keterbatasan.
• Memdiberikan gosip yang dibutuhkan oleh investor dan kreditor dalam menaksir earning power dan anutan kas perusahaan, perbandingan dan penilaian anutan kas, baik jumlah dan ketidakpastian yang meliputinya.
• Earning power yakni bukan semata-mata kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan membersihkan semata (akuntansi) tetapi meliputi kemampuan perusahaan untuk menghasilan kas. 

Tujuan laporan keuangan harus menyajikan gosip yang factual, akurat, adil, dan informative yang cukup untuk melaksanakan penafsiran tentang transaksi-transaksi bisnis yang mempunyai kegunaan untuk memprediksi, membandingkan earning power tersebut. Perlu diketahui bahwa gosip yang diharapkan untuk penafsiran dan prediksi tersebut adakala bersifat subjektif, oleh Karen aitu, asumsi-asumsi yang dipakai yang mendasari penilaian dan prediksi tersebut harus diungkapkan. 

Dari tujuan pelaporan dalam teori akuntansi yang sudah diuraikan di atas, diakui bahwa kenyatannya masih ada kelemahan yang dirasakan dari konseptual framework tersebut. Kelemahan tersebut pada kesudahannya akan menjadikan pengikisan dapat dipercaya pelaporan keuangan, menyerupai diberikut ini:
• Beberapa metode akuntansi diterapkan untuk fakta yang sama.
• Metode akuntansi kadang diterapkan untuk melaksanakan praktik income smoothing secara artificial.
• Laporan keuangan gagal memdiberiakn tanda terhadap duduk kasus keuangan perusahaan di masa menhadir.
• Off balance sheet financing dianggap praktik lazim.

Yadiati, Winwin. 2007, Teori Akuntansi – Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana. Kata kunci: contoh laporan, laporan keuangan, penlampauan laporan, keuangan perusahaan, administrasi keuangan, akuntansi keuangan, sistem akuntansi, soal akuntansi, jurnal akuntansi, pengertian akuntansi, administrasi akuntansi, akuntansi biaya, akuntansi dasar.

0 komentar

Posting Komentar